Senin, 23 Maret 2020

Routing Statis

KONFIGURASI ROUTING STATIS MENGGUNAKAN 3 ROUTER DI CISCO PACKET TRACER


Routing Static
Routing static itu merupakan jenis dari routing yang dilakukan oleh admin jaringan untuk mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang dituju dan semua itu dilakukan secara manual.
Routing static ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Jalur spesifik ditentukan oleh admin jaringan
Pengisian tabel routing dilakukan secara manual oleh admin jaringan
Routing static ini biasanya digunakan untuk jaringan berskala kecil

Dibalik semua itu, routing static juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan, diantaranya :
Kelebihan menggunakan Routing static
Meringankan kinerja processor router
Tidak ada bandwidth yang diguanakn untuk pertukaran informasi dari tabel isi routing pada saat pengiriman paket
Routing statis lebih aman dibandingkan routing dinamis.
Routing Statis kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof dengan tujuan membajak traffik.

  • Kelemahan menggunakan routing static
Administrator jaringan harus mengetahui semua informasi dari masing-masing router yang digunakan
Hanya dapat digunakan untuk jaringan berskala kecil.
Admisnistrasinya cukup rumit dibanding routing dinamis, terlebih jika banyak router yang harus dikonfigurasi secara manual.
Rentan terhadap kesalahan saat entri data routing statis yang dilakukan secara manual.
  • Konfigurasi Routing Statis Menggunakan 3 Router di Cisco Packet Tracer
Kali ini mengatur router yang akan mengatur menggunakan 3 buah router, 3 buah switch dan 6 buah PC klien, dan alamat ipnya dapat dilihat pada topologi di bawah ini:
 
Keterangan:
3 router menyetujui dengan kabel dce.
Antar Switch ke router dihungkan menggunakan kabel lurus.
Klien PC beralih menggunakan kabel langsung. 
Untuk penghubung port antar perangkat bisa dilihat pada topologi diatas.

1. Sebelum melakukan perutean statistik pada setiap perute lebih baik buat catatan pada notepad atau peranti lunak untuk perutean perutean statistik pada masing-masing perute yang digunakan. Karena dalam melakukan routing routing harus ada tiga poin yang diisikan yaitu, jaringan netmask dan nexthop.


2. Pengaturan alamat ip di masing-masing router

Gambar diatas adalah pengaturan untuk pengaturan ip pada R1 

Pada antarmuka fastethernet 0/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.1.1 dengan subnetmask 255.25.255.0.
Pada interfase serial 2/0 konfigurasikan alamat ipnya dengan ip 192.168.4.1 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Setelah selesai mengkonfigurasi lalu verifikasi dengan perintah "sh ip int br".



Gambar diatas adalah verifikasi ip R1

 Gambar diatas adalah konfigurasi untuk pengaturan ip pada R2

Pada antarmuka fastethernet 0/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.2.1 dengan subnetmask 255.25.255.0.
Pada interfase serial 2/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.5.1 dengan subnetmask 255.255.255.0. 
 Pada interfase serial 3/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.4.2 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Setelah selesai mengkonfigurasi lalu verifikasi dengan perintah "sh ip int br".


Gambar diatas adalah verifikasi ip R2

Gambar diatas adalah konfigurasi untuk pengaturan ip R3 


Pada antarmuka fastethernet 0/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.3.1 dengan subnetmask 255.25.255.0.
Pada interfase serial 3/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.5.2 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Setelah selesai mengkonfigurasi lalu verifikasi dengan perintah "sh ip int br".


Gambar diatas adalah verifikasi ip R3


3. Setelah selesai memasukan semua ip pada router langkah yang selanjutnya mengkonfigurasikan ip route.

R1


Untuk mengisi ip route ada tiga poin penting yang harus dipertimbangkan yaitu "ip network", "subnetmask", dan "nexthop (atau gateway pertama yang dilewati)". Setelah mamasukan ip route maka verifikasi dengan perintah "sh ip route". (rute nya lihat yang telah ditulis pada notepad)

Gambar memverifikasi ip route R1 tanda S menandakan router tersebut telah di routing secara statistik.

R2  



Untuk mengisi ip route ada tiga poin penting yang harus dipertimbangkan yaitu "ip network", "subnetmask", dan "nexthop (atau gateway pertama yang dilewati)". Setelah mamasukan ip route maka verifikasi dengan perintah "sh ip route". (rute nya lihat yang telah ditulis pada notepad)

  Gambar memverifikasi ip route R1 tanda S menandakan router tersebut telah di routing secara statistik.

R3 

Untuk mengisi ip route ada tiga poin penting yang harus dipertimbangkan yaitu "ip network", "subnetmask", dan "nexthop (atau gateway pertama yang dilewati)". Setelah mamasukan ip route maka verifikasi dengan perintah "sh ip route". (rute nya lihat yang telah ditulis pada notepad)


Gambar memverifikasi ip route R1 tanda S menandakan router tersebut telah di routing secara statistik.

4. Setelah selesai mengkonfigurasi pada setiap router maka selanjutnya addalah mengisi alamat ip pada setiap-pc klien.
 Pengaturan setiap ip pada klien sesuai dengan keterangan ip yang ada pada topologi.

5. Langkah selanjutnya adalah melakukan tes koneksi dengan cara ping dan mengirim PDU.
Tes koneksi dengan pin, sebelum ping ke alamat ip pc yang dituju ketik perintah ipconfig dulu untuk tahu ip yang telah disetting sebelumnya.

 Gambar ipconfig pada pc client pertama

Gambar diatas adalah gambar yang menunjukkan hasil pengepingan dari klien pc yang memiliki alamt alamat ip 192.168.1.2 menuju ke alamat ip 192.168.2.2.

Gambar diatas adalah gambar yang menunjukkan hasil pengepingan dari klien pc yang memiliki alamt alamat ip 192.168.1.2 menuju ke alamat ip 192.168.3.2.

Hasil tes pengoneksian dengan menggunakan pengiriman PDU adalah seperti gambar dikirimkan ini.

Routing statis telah berhasil dikonfigurasikan. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan. 





Kesimpulan:
1. Untuk memudahkan routing yang diterjemahkan lebih baik tentukan dulu ip rute atau jalur yang diambil bisa ditulis di dalam notepad atau dikertas.
2. Routing statistik bisa diibaratkan paket pengiriman yang hanya tahu "jalan pergi dan tak tau arah jalan pulang" jadi perlu akan routing routing statistik harus menonaktifkan semua ip rute di setiap routernya agar semua router yang terhubung dapat bertukar data dan pertukaran.

Routing Dinamis

Routing Dinamis


A. Router Dinamis

Router dinamis adalah router yang me-rutekan jalur yang dibuat otomatis oleh router yang sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang baru.
Routing dinamis merupakan protokol routing yang digunakan untuk menemukan jaringan serta untuk melakukan pembaruan tabel routing pada router. Routing dinamis lebih mudah dari pada menggunakan routing statistik dan default, akan tetapi ada perbedaan dalam proses-proses di router CPU dan penggunaan bandwidth dari link jaringan.

B. Dinamis Router Keuntungan dan Kerugian

Perutean keuntungan dinamis menguntungkan:
  • Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan routernya (kaki-ditugaskan).
  • Tidak perlu tahu semua alamat jaringan yang ada.
  • Ketika terjadi suatu jaringan baru tidak perlu semua router menunggu. Hanya router-router yang menerima.
Kerugian routing yang dinamis:
  • Beban kerja router lebih berat karena selalu terbagi ip table pada setiap waktu tertentu.
  • Kecepatan pengenalan dan kelengkapan tabel ip terbilang lama karena router membroadcast ke semua router sampai ada yang cocok setelah mengkonfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapatkan semua alamat IP yang ada.


  • KONFIGURASI ROUTING DINAMIK DENGAN PACKET TRACER
Technical Order
  • Router ke router : Serial
  • Router ke switch : FastEthernet (boleh pake Ethernet tapi lebih cepat FastEthernet)
  • Switch ke PC : FastEthernet
  • Konektor yang warna merah menggunakan Serial DTE
  •  (recommended) Sebaiknya menggunakan Routers yang Generic (Router-PT) agar kita tidak perlu menambahkan modul pada komponen router.
  • (recommended) Untuk Switches gunakan Generic (Switch-PT)
  • Konfigurasi ini menggunakan CLI (command-line interface)
== KONFIGURASI ROUTER ==
 Sterling
Router>en
Router#conf  ter
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#interface serial 3/0
Router(config-if)#ip address 172.16.2.1.255.255.255.0
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fastethernet 0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip address 172.16.1.1. 255.255.255.0
 Hoboken
Router#conf ter
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#interface serial 2/0
Router(config-if)#ip address 172.16.2.2.255.255.255.0
Router(config-if)#interface serial 3/0
Router(config-if)#ip address 172.16.4.1.255.255.255.0
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fastethernet 0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip address 172.16.3.1.255.255.255.0
Waycross
Router#conf  ter
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#interface serial 2/0
Router(config-if)#ip address 172.16.4.2.255.255.255.0
Router(config-if)#exit
Router(config)#interface fastethernet 0/0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#ip address 172.16.5.1.255.255.255.0
== KONFIGURASI PC ==
STERLING
PC 0 : IP 172.16.1.2GW 172.16.1.1
PC 1 : IP 172.16.1.3 GW 172.16.1.1
HOBOKEN
PC 2 : IP 172.16.3.2GW 172.16.3.1
PC 3 : IP 172.16.3.3 GW 172.16.3.1
WAYCROSS
PC 4 : IP 172.16.5.2 GW 172.16.5.1
PC 5 : IP 172.16.5.3 GW 172.16.5.1

== KONFIGURASI ROUTER DINAMIK ==
Pada konfigurasi router Dinamik, Tambahkan semua network yang telah diatur pada masing masing router. Misalnya tambahkan semua network pada Sterling ke dalam settingan Router  RIP  pada Sterling. Untuk lebih jelasnya lihat konfigurasi di bawah ini:
Sterling
Router>en
Router#conf  ter
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 172.16.2.0
Router(config-router)#network 172.16.1.0
 Hoboken
Router>en
Router#conf  ter
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 172.16.2.0
Router(config-router)#network 172.16.4.0
Router(config-router)#network 172.16.3.0
 Waycross
Router>en
Router#conf ter
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#router rip
Router(config-router)#network 172.16.4.0
Router(config-router)#network 172.16.5.0
Semua sudah terkonfigurasi,setelah itu kita ping pada masing-masing PC/Router,seperti pada contoh di bawah ini.
 
Menggabungkan 2 group yang sudah kita buat (static & dinamik) menjadi 1 group jaringan dengan wireless

Selasa, 05 November 2019

Pengalamatan IP Versi 4 (Materi BAB 2)

Jenis / Model Pengalamatan IP V4

 
Jika pada kesempatan sebelumnya sudah saya jelaskan rinci mengenai Pengalamatan IP V4 / protokol kini saatnya untuk anda semuanya mengetahui jenis pengalamatan IP V4. jenis IP v4 ini juga dikenal dengan nama Types of IPv4 Addresses. Untuk lebih mengenalnya mari langsung saja kita bahas bersama-sama.
Pada dasarnya Types of IPv4 Addresses / 3 model pengalamatan standar IP v4 dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
  1. Unicast
  2. Multicast
  3. Broadcast
Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu dari pembagian 3 model IP v4 diatas, berikut keterangan lebih lanjutnya;

Model Pengalamatan Standar IP v4

1. IPv4 Unicast Addresses

Penugasan terhadap sebuah interface jaringan yang menempatkan subnet khusus; digunakan untuk komunikasi point to point.Setiap antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasikan dengan menggunakan sebuah alamat logis yang unik, yang disebut dengan alamat unicast (unicast address).Alamat unicast disebut sebagai alamat logis karena alamat ini merupakan alamat yang diterapkan pada lapisan jaringan dalam DARPA Reference.
jenis model pengalamatan ip v4
Model dan tidak memiliki relasi yang langsung dengan alamat yang digunakan pada lapisan antarmuka jaringan dalam DARPA Reference Model. Sebagai contoh, alamat unicastdapat ditetapkan ke sebuah host dengan antarmuka jaringan dengan teknologi Ethernet, yang memiliki alamat MAC sepanjang 48-bit. Alamat unicast inilah yang harusdigunakan oleh semua host TCP/IP agar dapat saling terhubung.
Komponen alamat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni alamat host (host identifier) dan alamat jaringan (network identifier). Alamat unicast menggunakan kelas A, B, dan C dari kelas-kelas alamat IP yang telah disebutkan sebelumnya, sehingga ruang alamatnya adalah dari 1.x.y.z hingga 223.x.y.z. Sebuah alamat unicast dibedakan dengan alamat lainnya dengan menggunakan skema subnet mask.

2. IPv4 Multicast Addresses

Penugasan terhadap satu atau lebih interface jaringan dengan subnet yang berbeda; digunakan untuk komunikasi satu ke banyak komputer. Alamat IP Multicast (Multicast IPAddress adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima.
Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke sub jaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi “listening” terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alama multicast
tersebut.
Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112. Alamat multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D,yakni
224.0.0.0/4, yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 239.255.255.255. Prefiks alamat 224.0.0.0/24 (dari alamat 224.0.0.0 hingg 224.0.0.255) tidak dapat digunakan karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal.

3. IPv4 Broadcast Addresses

Penugasan terhadap seluruh interface jaringan dalam suatu subnet; digunakan untuk komunikasi satu computer ke semuanya dalam suatu subnet. Alamat broadcast untuk IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket data “satu-untuk-semua”. Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut da memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan
saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.
Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnetbroadcast, al subnets-directed broadcast, dan Limited Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan dengan menggunakan alamat broadcast yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh, untuk jaringan Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet dan Token Ring, yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.
Dari dua kombinasi materi mengenai protokol komputer diatas dapat saya simpulkan bahwa Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer.Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya.Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras. Protocol digunakan untuk menentukan jenis layanan yang akan dilakukan pada internet.

Alamat Ip
Alamat IP(internet Protocol) Versi 4 sering disebut dengan Alamat IPv4 merupakan sebuah sistem pengalamatan 32-bit yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP sebagai alamat identifikasi untuk tiap host komputer dalam jaringan Internet. IPv4 disebut dengan sistem pengalamatan 32 bit karena total jumlah bit ip dalam biner adalah sebanyak 32 bit yang dibagi kedalam 4 oktet/blok. Dalam penerapannya dan untuk lebih mudah mengingatnya ke empat oktet/blok tersebut di representasikan kedalam bentuk desimal dan dipisahkan dengan.(titik). Pengalamatan IPv4 berbeda dengan pengalamatan pada IPv6 yang menggunakan skema 128 bit dan direpresentasikan dalam bentuk heksadesimal. Contoh format IPv4  seperti 192.168.0.1 . Dikonversi kedalam biner mejadi 11000000.10101000.00000000.00000001 (total 32 bit dan dipisahkan oleh tanda titik) jadi maksimal format pengalamatan IPv4 adalah 255.255.255.255 atau dalam biner 11111111.11111111.11111111.11111111, dapat dilihat pada tabel dibawah;
KetOktet 1(W)Oktet 2 (X)Oktet3 (Y)Oktet 4 (Z)
Format IP(Dec)19216801
Format IP(Bin)11000000 101010000000000000000001
Max IP255255255255
Max IP(Bin)11111111111111111111111111111111
Total Max Bit32 bit

Alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, yang menjadi pembeda kelas IP v4 adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama /high-order bit

Kelas AlamatOktet 1(W)Digunakan olehBagian untuk Network IndentifierBagian untuk Host IndentifierJlh.Jaringan MaksimumJlh. Host dalam satu jaringan(max)
Kelas A1–126Alamat unicast untuk jaringan skala besar WX.Y.Z12616,777,214
Kelas B128–191Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar W.XY.Z16,384 65,534
Kelas C192–223Alamat unicast untuk jaringan skala kecil W.X.YZ2,097,152 254
Kelas D 224-239Alamat multicast (bukan alamat unicast)Multicast IP Address Multicast IP AddressMulticast IP AddressMulticast IP Address
Kelas E240-255Direservasikan;umumnya digunakan sebagai alamat percobaan(eksperimen); (bukan alamat unicast)Dicadangkan; eksperimenDicadangkan; eksperimenDicadangkan; eksperimenDicadangkan; eksperimen
Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan atau biasa juga disebut localhost.
Setiap antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasikan dengan menggunakan sebuah alamat logis yang unik, yang disebut dengan alamat unicast (unicast address). Alamat unicast inilah yang harus digunakan oleh semua host TCP/IP agar dapat saling terhubung. Komponen alamat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni alamat host (host identifier) dan alamat jaringan (network identifier). Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan), merupakan alamat yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host tersebut berada. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah jaringan Internet; sedangkan Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host), merupakan alamat yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Alamat host identifier  harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia berada. Sebuah alamat unicast dibedakan dengan alamat lainnya menggunakan skema subnet mask(akan bahas mengenai subnet mask pada artikel berikutnya).
Sebuah intranet(jaringan local) yang tidak terkoneksi ke Internet, semua alamat IP dalam ruangan kelas alamat unicast dapat digunakan, tetapi jika koneksi dilakukan menggunakan teknik routing ataupun menggunakan proxy server maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam Internet, yaitu public address dan private address . Public Address adalah alamat-alamat yang berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet.
Pada kasus Internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung keInternet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global terhadap Internet. Karena perkembangan Internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke Internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global.
Ketika menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi, para desainer Internet memiliki pemikiran yaitu kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus terhubung secara langsung ke Internet. Host-host yang membutuhkan sekumpulan layanan Internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail, biasanya mengakses layanan Internet tersebut melalui gateway yang berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya, kebanyakan organisasi hanya membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja yang nantinya digunakan oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy, router, firewall) yang terhubung secara langsung ke Internet.
Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung ke Internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer Internet mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi atau Private Address dan jaringan yang menggunakan alamat IP privat disebut juga dengan jaringan privat atau private network. Berikut beberapa jenis Private Address;
10.0.0.0/8
Jaringan pribadi 10.0.0.0/8 memiliki 24 bit host yang dapat digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat. alamat IP yang valid dari 10.0.0.1 hingga 10.255.255.254
172.16.0.0/12
Jaringan pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 16 network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 20 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier, yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subneting di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 172.16.0.0/12 mengizinkan alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.
192.168.0.0/16
Jaringan pribadi 192.168.0.0/16 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 256 network identifier kelas C atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting  apapun di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat192.168.0.0/16 dapat mendukung alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.
169.254.0.0/16
Alamat IP yang mungkin dalam ruang alamat ini adalah 169.254.0.1 hingga 169.254.255.254, dengan alamat subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan sebagai alamat IP privat otomatis (dalam Windows, disebut denganAutomatic Private Internet Protocol Addressing (APIPA)).
Hasil dari penggunaan alamat-alamat privat ini oleh banyak organisasi adalah menghindari kehabisan dari alamat publik, mengingat pertumbuhan Internet yang sangat pesat.

Karena alamat-alamat IP di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan ditetapkan oleh Internet Network Information Center (InterNIC)  (atau badan lainnya yang memiliki otoritas) sebagai alamat publik, maka tidak akan pernah ada rute yang menuju ke alamat-alamat pribadi tersebut di dalam router Internet. Kompensasinya, alamat pribadi tidak dapat dijangkau dari Internet. Oleh karena itu, semua lalu lintas dari sebuah host yang menggunakan sebuah alamat pribadi harus mengirim request tersebut ke sebuah gateway (seperti halnya proxy server), yang memiliki sebuah alamat publik yang valid, atau memiliki alamat pribadi yang telah ditranslasikan ke dalam sebuah alamat IP publik yang valid dengan menggunakan Network Address Translator (NAT) sebelum dikirimkan ke Internet.

Diantara beberapa alamat diatas dikenal juga Alamat Broadcast dan Alamat Multicast. Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast untuk IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data "satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.


Alamat Multicast , merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi.

Penerapan Teknologi Routing pada CISCO (Materi BAB 2)

Penerapan Static Routing || Cisco Packet Tracer

Static Routing 


Static Routing adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing table (tabe; routing) dengan konfigurasi manual. Static router (yang menggunakan solusi static route) haruslah dikonfigurasi secara manual dan di-maintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table secara dinamis dengan router-router lainnya. 

Suatu static route akan berfungsi sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana dikonfigurasi secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah kepada default route atau default gateway agar cocok dengan IP address dari interface local router, di mana router memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan untuk meneruskan paket.

Static route terdiri dari perintah-perintah konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route kepada router. Sebuah router hanya akan meneruskan paket kepada subnet-subnet yang hanya ada pada routing table. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan langsung kepadanya keluar dari interface router yang mempunyai status “up and up” pada line interface dan protokolnya. Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat diberitahukan ke mana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.

Router tabelnya diset manual dan disimpan dalam router. Seorang administrator harus meng-update route static ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Oleh karena itu routing static biasanya digunakan untuk membangun jaringan yang berskala kecil.


B.   Tabel Routing

Tabel routing (routing table) terdiri atas entri-entri rute dan setiap entri rute terdiri dari IP Address. Berikut adalah field dari tabel routing IPv4.

1.      Destination

Dapat berupa alamat IPv4 atau prefix alamat IPv4. Dalam Windows, kolom ini dinamakan Network Destination dalam display perintah route print.

2.      Network Mask

Subnet mask digunakan untuk menyesuaikan tujuan alamat IPv4 dari nilai paket yang dikirim dari field destination. Pada windows, kolom ini dinamakan Netmask.

3.      Next-Hop

Alamat IPv4 yang dilewati. Pada tabel router di Windows, kolom ini dinamakan Gateway.

4.      Interface

Interface jaringan yang digunakan untuk mengirim kembali paket IPv4. Dalam Windows, kolom ini berisi alamat IPv4 yang ditugaskan sebagai interface.

5.      Metric

Merupakan angka yang digunakan sebagai indikasi penggunaan route sehingga menjadi route yang terbaik di antara banyak route dengan tujuan yang sama bisa dipilih. Metric dapat menunjuk pada banyak links di jalan ke tujuan atau rute yang diinginkan untuk digunakan, tergantung banyak link.



         Untuk kebih jelasnya, mari kita terapkan static routing pada 3 router di cisco packet tracer


1. Siapkan terlebih dahulu router dengan jenis 1840 berjumlah 3 buah


2. Sambungkan sesama router dengan menggunakan kabel berjenis cross dengan port seperti dibawah ini

3. Nyalakan masing - masing router, bisa manual maupun menggunakan perintah dari CLI

4. Pertama, config Router pertama (R1) terlebih dahulu. Masukkan ip beserta subnet pada port yang telah ditentukan

5. Atur juga ip beserta subnet pada R2. Konfig 2 port, yaitu port 0/0 dan port 0/1 menggunakan ip ad subnet seperti dibawah ini

6. Konfig pula R3

7. Setelah semua router telah dikonfig ip dan subnetnya, konfiglah rute ip. Konfig rute ip untuk R1 seperti dibawah ini

8. Konfig juga rute ip pada R3

9. Konfigurasi untuk static routing telah selesai. Untuk memastikan tidak ada konfigurasi yang salah, cobalah untuk melakukan ping

10. Lakukanlah ping pada router R1 ke R3 terlebih dahulu.

Ping dikatakan berhasil jika success rate mencapai (5/5) atau 100%. Jika kalian menemukan hasil ping kurang dari 5, maka bisa dipastikan ada konfigurasi yang salah

11. Agar tidak ragu akan adanya konfigurasi yang salah, lakukan juga ping pada router R3 ke R1