KONFIGURASI ROUTING STATIS MENGGUNAKAN 3 ROUTER DI CISCO PACKET TRACER
Routing Static
Routing static itu merupakan jenis dari routing yang dilakukan oleh admin jaringan untuk mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang dituju dan semua itu dilakukan secara manual.
Routing static ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Jalur spesifik ditentukan oleh admin jaringan
Pengisian tabel routing dilakukan secara manual oleh admin jaringan
Routing static ini biasanya digunakan untuk jaringan berskala kecil
Dibalik semua itu, routing static juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan, diantaranya :
Kelebihan menggunakan Routing static
Meringankan kinerja processor router
Tidak ada bandwidth yang diguanakn untuk pertukaran informasi dari tabel isi routing pada saat pengiriman paket
Routing statis lebih aman dibandingkan routing dinamis.
Routing Statis kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof dengan tujuan membajak traffik.Administrator jaringan harus mengetahui semua informasi dari masing-masing router yang digunakan
- Kelemahan menggunakan routing static
Hanya dapat digunakan untuk jaringan berskala kecil.
Admisnistrasinya cukup rumit dibanding routing dinamis, terlebih jika banyak router yang harus dikonfigurasi secara manual.
Rentan terhadap kesalahan saat entri data routing statis yang dilakukan secara manual.
- Konfigurasi Routing Statis Menggunakan 3 Router di Cisco Packet Tracer
Kali ini mengatur router yang akan mengatur menggunakan 3 buah router, 3 buah switch dan 6 buah PC klien, dan alamat ipnya dapat dilihat pada topologi di bawah ini:
Keterangan:
3 router menyetujui dengan kabel dce.
Antar Switch ke router dihungkan menggunakan kabel lurus.
Klien PC beralih menggunakan kabel langsung.
Untuk penghubung port antar perangkat bisa dilihat pada topologi diatas.
1. Sebelum melakukan perutean statistik pada setiap perute lebih baik buat catatan pada notepad atau peranti lunak untuk perutean perutean statistik pada masing-masing perute yang digunakan. Karena dalam melakukan routing routing harus ada tiga poin yang diisikan yaitu, jaringan netmask dan nexthop.
2. Pengaturan alamat ip di masing-masing router
Gambar diatas adalah pengaturan untuk pengaturan ip pada R1
Pada antarmuka fastethernet 0/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.1.1 dengan subnetmask 255.25.255.0.
Pada interfase serial 2/0 konfigurasikan alamat ipnya dengan ip 192.168.4.1 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Setelah selesai mengkonfigurasi lalu verifikasi dengan perintah "sh ip int br".
Gambar diatas adalah verifikasi ip R1
Gambar diatas adalah konfigurasi untuk pengaturan ip pada R2
Pada antarmuka fastethernet 0/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.2.1 dengan subnetmask 255.25.255.0.
Pada interfase serial 2/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.5.1 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Pada interfase serial 3/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.4.2 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Setelah selesai mengkonfigurasi lalu verifikasi dengan perintah "sh ip int br".Pada interfase serial 3/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.4.2 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Gambar diatas adalah verifikasi ip R2
Gambar diatas adalah konfigurasi untuk pengaturan ip R3
Pada antarmuka fastethernet 0/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.3.1 dengan subnetmask 255.25.255.0.
Pada interfase serial 3/0 atur alamat ipnya dengan ip 192.168.5.2 dengan subnetmask 255.255.255.0.
Setelah selesai mengkonfigurasi lalu verifikasi dengan perintah "sh ip int br".
Gambar diatas adalah verifikasi ip R3
3. Setelah selesai memasukan semua ip pada router langkah yang selanjutnya mengkonfigurasikan ip route.
R1
Untuk mengisi ip route ada tiga poin penting yang harus dipertimbangkan yaitu "ip network", "subnetmask", dan "nexthop (atau gateway pertama yang dilewati)". Setelah mamasukan ip route maka verifikasi dengan perintah "sh ip route". (rute nya lihat yang telah ditulis pada notepad)
Gambar memverifikasi ip route R1 tanda S menandakan router tersebut telah di routing secara statistik.
R2
Untuk mengisi ip route ada tiga poin penting yang harus dipertimbangkan yaitu "ip network", "subnetmask", dan "nexthop (atau gateway pertama yang dilewati)". Setelah mamasukan ip route maka verifikasi dengan perintah "sh ip route". (rute nya lihat yang telah ditulis pada notepad)
Gambar memverifikasi ip route R1 tanda S menandakan router tersebut telah di routing secara statistik.
R3
Untuk mengisi ip route ada tiga poin penting yang harus dipertimbangkan yaitu "ip network", "subnetmask", dan "nexthop (atau gateway pertama yang dilewati)". Setelah mamasukan ip route maka verifikasi dengan perintah "sh ip route". (rute nya lihat yang telah ditulis pada notepad)
Gambar memverifikasi ip route R1 tanda S menandakan router tersebut telah di routing secara statistik.
4. Setelah selesai mengkonfigurasi pada setiap router maka selanjutnya addalah mengisi alamat ip pada setiap-pc klien.
Pengaturan setiap ip pada klien sesuai dengan keterangan ip yang ada pada topologi.
5. Langkah selanjutnya adalah melakukan tes koneksi dengan cara ping dan mengirim PDU.
Tes koneksi dengan pin, sebelum ping ke alamat ip pc yang dituju ketik perintah ipconfig dulu untuk tahu ip yang telah disetting sebelumnya.
Gambar ipconfig pada pc client pertama
Gambar diatas adalah gambar yang menunjukkan hasil pengepingan dari klien pc yang memiliki alamt alamat ip 192.168.1.2 menuju ke alamat ip 192.168.2.2.
Gambar diatas adalah gambar yang menunjukkan hasil pengepingan dari klien pc yang memiliki alamt alamat ip 192.168.1.2 menuju ke alamat ip 192.168.3.2.
Routing statis telah berhasil dikonfigurasikan. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan.
Kesimpulan:
1. Untuk memudahkan routing yang diterjemahkan lebih baik tentukan dulu ip rute atau jalur yang diambil bisa ditulis di dalam notepad atau dikertas.
2. Routing statistik bisa diibaratkan paket pengiriman yang hanya tahu "jalan pergi dan tak tau arah jalan pulang" jadi perlu akan routing routing statistik harus menonaktifkan semua ip rute di setiap routernya agar semua router yang terhubung dapat bertukar data dan pertukaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar